Panduan Lengkap Pengelolaan Keuangan Keluarga yang Ideal
28 August 2024
Pengelolaan keuangan keluarga di Indonesia masih menjadi tantangan serius jika melihat indeks literasi keuangan yang hanya 49,68% pada tahun 2022.[1]
Banyak keluarga mengabaikan pengelolaan keuangan karena merasa sudah paham.[2] Akibatnya, kestabilan finansial sulit tercapai.
Sebagai edukasi, artikel ini akan memberi panduan lengkap tentang bagaimana mengelola keuangan keluarga agar Anda merasakan manfaatnya.
Mengapa Mengelola Keuangan Keluarga Itu Penting?
Faktanya, keluarga dengan pendapatan besar belum tentu terhindar dari masalah keuangan apabila tidak paham cara mengelolanya.
Di sisi lain, keluarga yang penghasilannya rata-rata bisa hidup nyaman, bahkan rutin menabung dengan pengelolaan keuangan yang baik.
Intinya, tujuan pengelolaan keuangan keluarga yaitu menciptakan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran agar mencapai kondisi finansial yang sehat.[3]
Dengan manajemen yang baik, keluarga Anda bisa memanfaatkan pendapatan secara bijak demi menghindari berbagai risiko.
Berikut adalah beberapa manfaat pengelolaan keuangan keluarga:[4]
- Mengontrol utang atau beban finansial yang tidak terkendali.
- Menjamin adanya dana darurat untuk kebutuhan mendesak.
- Memudahkan perencanaan jangka panjang.
- Mendorong kedisiplinan dalam mengatur anggaran.
- Membangun keharmonisan rumah tangga.
Prinsip dalam Mengelola Keuangan Keluarga
Setiap keluarga pasti punya tantangan tersendiri dalam mengatur keuangan, dari pengeluaran tak terduga, kenaikan biaya hidup, hingga godaan konsumtif.
Untuk mengatasi hal itu, Anda wajib memegang prinsip pengelolaan keuangan keluarga sebagai fondasi utama.
Secara umum, prinsip yang perlu dipegang teguh yaitu:[5]
- Hemat dalam membelanjakan uang.
- Transparan dan terbuka antara suami dan istri.
- Disiplin
Berbekal ketiga prinsip tersebut, keluarga Anda akan lebih siap mengarungi kehidupan ke depan.
Model Pengelolaan Keuangan Keluarga Berdasarkan Sumber Pendapatannya
Memilih model pengelolaan uang sesuai kondisi keluarga Anda membantu mencapai finansial yang sehat.[6] Silahkan pilih mana yang paling cocok:
- Gabungan: Pertama, seluruh pendapatan suami dan istri digabung untuk memenuhi kebutuhan bersama.
- Tanggungan Suami: Suami bertanggung jawab penuh atas seluruh kebutuhan rumah tangga, sementara pendapatan istri tetap milik istri.
- Suami Memberi Jatah: Istri mendapatkan sejumlah uang untuk mengelola kebutuhan rumah tangga, sedangkan sisanya dikelola oleh suami.
- Bagi Tugas: Contohnya suami menanggung biaya pendidikan dan cicilan, istri menanggung biaya dapur dan keperluan anak.
- Pendapatan Satu Pintu: Model terakhir ini hanya mengandalkan satu sumber pendapatan saja, baik dari suami atau istri.
Perlu diingat bahwa tidak ada model yang paling baik maupun buruk karena kondisi tiap keluarga berbeda-beda. Semua kembali pada cara Anda mengelola uangnya.
Cara Mengelola Keuangan Keluarga dan Contohnya
Langkah berikutnya adalah mulai menerapkan langkah-langkah mengatur keuangan keluarga agar jadi lebih baik:[7]
1. Menyusun Anggaran Bulanan yang Realistis
Salah satu contoh pengelolaan keuangan keluarga yang efektif yaitu menyusun anggaran dengan menerapkan prinsip 50/30/20.[8]
Detailnya, 50% untuk kebutuhan pokok, 30% untuk memenuhi keinginan, 20% sisanya alokasi tabungan dan investasi.
Katakanlah total pendapatan Anda Rp10 juta per bulan. Maka, Rp5 juta untuk kebutuhan pokok, Rp3 juta untuk hiburan, dan menabung sebesar Rp2 juta.
2. Menetapkan Skala Prioritas Pengeluaran
Selanjutnya, buatlah daftar kebutuhan berdasarkan tingkat urgensinya.
Utamakan kebutuhan dasar seperti makan, biaya pendidikan anak, dan cicilan. Setelah itu, baru pertimbangkan pengeluaran sekunder.
Simpel, tetapi pendekatan ini menghindarkan Anda dari pemborosan serta memastikan kebutuhan utama selalu terpenuhi.
3. Mencatat Setiap Transaksi Keuangan
Cara terbaik untuk mengontrol keuangan keluarga adalah dengan mencatat setiap pengeluaran secara rinci.
Dengan begitu, Anda jadi tahu ke mana saja uang Anda pergi sehingga lebih mudah melakukan evaluasi.
Catat setiap pengeluaran dan pemasukan seperti contoh tabel pengelolaan keuangan keluarga di bawah ini:
4. Mempersiapkan Dana Darurat yang Memadai
Berapa dana darurat paling ideal?
Tidak bisa dipukul rata karena harus sesuai dengan jumlah anggota keluarga.
Simak panduan jumlah ideal dana darurat bagi yang sudah berkeluarga:[9]
Status | Jumlah (setara pengeluaran bulanan) |
Sudah menikah | 6x |
Punya 1 anak | 9x |
Punya 2 anak atau lebih | 12x |
Contoh perhitungannya:
Asumsi Anda sudah menikah, memiliki dua anak, dan pengeluaran rutin bulanan Rp8 juta.
Maka, dana darurat ideal adalah 12 x Rp8 juta = Rp96 juta.
Perlu diingat bahwa dana darurat hanya mencakup kebutuhan dasar, termasuk cicilan utang jika ada. tidak perlu memasukkan anggaran untuk kebutuhan sekunder.
5. Menjaga Rasio Utang
Terakhir, salah satu aturan yang perlu menjadi pegangan yakni menjaga rasio utang agar tetap di bawah 30% dari pendapatan bulanan.[10]
Sebenarnya utang bisa menjadi sumber pendanaan yang berguna jika dikelola dengan baik, tetapi jangan sampai itu membebani keuangan keluarga.
Misalnya penghasilan Anda Rp6 juta per bulan. Apabila ingin mengambil kredit motor dari perusahaan pembiayaan, usahakan cicilannya di bawah Rp1,8 juta.
Cara ini memudahkan menyeimbangkan antara pengeluaran, tabungan, dan kewajiban utang keluarga.
Evaluasi Keuangan Keluarga Setiap Bulannya
Setelah ini silahkan mulai catat setiap pemasukan dan pengeluaran keluarga. Evaluasi secara berkala untuk memastikan anggaran berjalan sesuai rencana.
Prioritaskan pengelolaan keuangan keluarga demi mencapai finansial yang sehat untuk mewujudkan stabilitas jangka panjang bagi seluruh anggota keluarga.
Apabila Anda membutuhkan pendanaan untuk memenuhi keperluan mendesak yang tidak boleh ditunda, MUFDana menawarkan pinjaman yang fleksibel. Dapatkan solusi pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.