Select Page

Apa Itu Inflasi? Panduan Memahami dan Mengelola

7 August 2024

Apa itu inflasi?

Istilah ini tidak asing lagi kalau Anda mengikuti berita ekonomi tentang harga kebutuhan pokok yang terus meningkat.

Secara sederhana, inflasi adalah fenomena ketika harga barang dan jasa secara umum naik sehingga mengurangi daya beli uang yang kita miliki.

Ini berarti, dengan jumlah uang yang sama, Anda bisa mendapatkan lebih sedikit barang dibandingkan sebelumnya.

Contoh inflasi: beberapa tahun lalu, mungkin Anda masih bisa bawa pulang beras 10 kg berbekal uang Rp100 ribu. Saat ini, Anda cuma bisa angkut tak sampai 7 kg saja.

Artikel ini akan membahas berbagai aspek penting mengenai inflasi, mulai dari penyebab hingga cara praktis untuk menghadapinya.

Mengapa Harga Bisa Naik?

Peningkatan harga barang dan jasa bisa terjadi karena berbagai faktor yang saling berkaitan. Beberapa alasan utama yang menjadi penyebab inflasi antara lain:

Kenaikan Biaya Produksi

Banyak yang mempengaruhi ongkos produksi, mulai bahan baku, upah pekerja, hingga pajak. Kalau misalnya pemerintah menaikkan PPn jadi 12%, tentu mau tak mau harga jual ke konsumen juga ikut naik.

Lonjakan Permintaan

Semakin banyak orang yang cari barang dan jasa tertentu, maka harganya cenderung meroket.

Contohnya, saat awal pandemi Covid, permintaan masker dan APD meningkat pesat. Harganya terkerek gila-gilaan, bahkan hingga ribuan persen dari harga sebelumnya.

Kebijakan Bank Sentral

Kebijakan moneter yang longgar dapat memicu naiknya harga. Bayangkan, jika setiap orang memiliki uang berlimpah, namun barang-barang tetap langka, harga akan terus merangkak naik hingga daya beli masyarakat tergerus.

Contoh legendaris: Zimbabwe, di mana perlu segerobak uang untuk membeli sepotong roti.

Lantas, apakah inflasi baik atau buruk? Semua bergantung pada skala dan pengaruhnya terhadap perekonomian.

Peningkatan harga yang terkendali justru bisa menjadi tanda bahwa ekonomi sedang tumbuh. Berarti produksi berjalan dan daya beli masyarakat terjaga.

Namun, bila kenaikannya terlalu cepat, kondisi ini bisa membebani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.

Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahan

Setiap negara mengalami kenaikan harga dengan intensitas yang berbeda, tergantung pada kebijakan dan kondisi ekonomi lokal.

Berikut beberapa kategori kenaikan harga yang bisa terjadi:

  • Ringan: Kenaikan yang masih dalam batas terkendali, biasanya berkisar antara 1-3% per tahun. Kondisi ini dianggap wajar dalam ekonomi sehat.
  • Sedang: Terjadi ketika harga naik sekitar 3-10% per tahun. Daya beli mulai terpengaruh, meskipun belum sampai tahap kritis.
  • Tinggi: Saat harga naik lebih dari 10% per tahun, dampaknya mulai terasa lebih berat bagi masyarakat. Banyak orang mulai mengurangi konsumsi barang-barang tertentu.
  • Hiperinflasi: Kondisi ekstrem saat harga melambung sangat tinggi, biasanya di atas 50% dalam waktu singkat. Situasi ini terjadi di negara-negara yang mengalami krisis ekonomi parah.

Dampak Kenaikan Harga dalam Kehidupan Sehari-hari

Dampak inflasi dapat dirasakan dalam berbagai aspek, mulai dari kebutuhan pokok hingga biaya pendidikan. Beberapa efeknya adalah:

  1. Menurunnya Daya Beli: Dengan harga barang yang terus meningkat, uang yang kita miliki bernilai lebih kecil, sehingga sulit memenuhi kebutuhan dengan jumlah uang yang sama seperti sebelumnya.
  2. Tabungan Menjadi Kurang Menarik: Dalam kondisi ini, bunga tabungan sering kali tidak cukup tinggi untuk mengimbangi kenaikan harga, membuat masyarakat enggan menabung dan lebih memilih investasi.
  3. Biaya Pinjaman Naik: Untuk mengendalikan kenaikan harga, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga pinjaman, yang membuat kredit atau cicilan menjadi lebih mahal.

Secara umum, dampak kenaikan harga yaitu menambah beban pengeluaran masyarakat. Tapi, kalau bersamaan dengan peningkatan produksi, tidak jadi masalah, bahkan menjadi tanda ekonomi masyarakat juga membaik.

Tips Mengatasi Dampak Kenaikan Harga

Meski kenaikan harga merupakan bagian dari ekonomi, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk meminimalkan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Mengatur Anggaran dengan Ketat: Saat harga naik, penting untuk memiliki rencana anggaran yang lebih ketat. Tetapkan prioritas pada kebutuhan pokok dan kurangi pengeluaran yang kurang penting.
  2. Investasi pada Aset yang Stabil: Emas, properti, atau aset lain yang cenderung tahan terhadap kenaikan harga bisa membantu melindungi nilai kekayaan Anda.
  3. Kelola Utang dengan Bijak: Saat harga-harga meningkat, bunga pinjaman juga sering kali ikut naik. Mengelola utang dengan baik bisa menghindarkan Anda dari beban bunga yang besar.
  4. Memiliki Dana Darurat: Dana darurat sangat penting untuk menghadapi biaya tak terduga yang mungkin timbul karena kenaikan harga.

Naiknya harga bisa membebani rencana pengeluaran Anda. Jika Anda membutuhkan dana cepat untuk memenuhi kebutuhan mendadak, MUFDana siap mendukung Anda.

Dengan layanan pinjaman jaminan BPKB yang cepat dan terpercaya, Anda bisa memperoleh dukungan finansial untuk mengatasi dampak kenaikan harga tanpa perlu khawatir.

Yuk, pahami apa itu inflasi dan hadapi kenaikan harga dengan bijak dan bersama MUFDana, jaga stabilitas finansial Anda!